Identitas Subyek
-
Nama
Jenis kelamin
Tempat, tanggal lahir
Usia
Pendidikan
Pekerjaan
Agama
Hobi
Anak ke
: Inisial D
: Laki-laki
:Bangkalan, 26 Maret 1988
: 21 tahun
: SMA
: ---
: Islam
: Makan
: 1 dari 2 bersaudara
Perilaku selama wawancara dan deskripsi fisik
Selama pelaksanaan wawancara klien terlihat tenang tidak ada gerakan ataupun gestur yang aneh dalam menjawab semua pertanyaan yang diberikan oleh modifikator. Dalam hal penampilan subjek juga berpenampilan bersih dan rapi sama dengan orang seusianya.
Problem Subyek
Subyek memiliki permasalahan yang berkaitan dengan hal kebersihan, dimana subyek merasa bahwa orang lain yang selesai beraktifitas dan kemudian masuk ke kamar subjek, dianggap sebagai pembawa kuman penyakit. Akibat dari hal demikian subyek merasa bahwa ruangan tersebut telah tercemari dan tidak steril sehingga subyek beranggapan bahwa ruangan tersebut harus disapu sampai dua kali, lalu di pel dengan air bersih, lalu di pel lagi dengan pembersih lantai yang berbau wangi, kemudian mencuci sapu yang telah digunakan untuk menyapu ruangan tadi dengan detergen dan menjemur sapu tersebut, selanjutnya, ketika lantai dan sapu yang dijemur tadi sudah kering maka subyek akan menyapu ruangan untuk yang terakhir kalinya dan menyemprotkan pengharum ruangan di ruangan yang telah dibersihkannya tadi.
Riwayat Problem
Fenomena tersebut berawal ketika subyek mulai memasuki dunia perkuliahan, yang mana diawali ketika ada beberapa teman subyek yang enggan mencuci kaos kakinya sehingga berbau busuk dan menyengat sehingga bau tersebut mampu membuat pusing kepala bagi yang menciumnya. Selain itu, hal lain yang juga mendukung adalah subyek juga memiliki seorang teman satu kos yang jarang mandi dan suka masuk ke dalam kamar subyek hanya untuk bercermin, dan bau teman yang jarang mandi tadi juga tak kalah dahsyatnya .
Dimensi Problem
SELF REPORT
Tanggal | Aktivitas | Waktu | Pikiran yang mengganggu | Usaha yang dilakukan |
21/4/09 |
|
|
|
|
22/4/09 |
|
|
|
|
23/4/09 |
|
|
|
|
24/4/09 |
|
|
|
|
25/4/09 |
|
|
|
|
26/4/09 |
|
|
|
|
27/4/09 |
|
|
|
|
-
Frekuensi
Durasi
Menyapu dua kali bahkan lebih, jadi dalam sehari bisa menyapu 10 kali
Dalam 5 menit
Mengepel tiga kali
Dalam setengah jam
Cuci tangan dan kaki dengan sabun sebanyak empat kali
Dalam sekali ke kamar mandi kurang lebih selama 3 menit
Subyek merasa dalam keadaan terganggu ketika ruangan yang subyek tempati terdapat bau yang tak sedap, menyengat, serta ada beberapa kotoran yang di sebabkan oleh orang lain dan jika tidak segera dibersihkan hal tersebut mampu membuat subyek merasa pusing kepala sampai sekitar 3 jam.
Konsekuensi Problem
Agar subyek tidak sampai sakit kepala atau pusing, maka hal yang harus dilakukan dengan cepat oleh subyek adalah menyapu ruangan sampai duakali atau lebih, mengepelnya, lalu menyapunya lagi dan kemudian menyemprotkan pengharum ruangan.
Personnal Asset
Subyek mempunyai daya nalar yang lumayan baik, disamping itu, subyek juga merupakan orang yang rapi dan teratur dalam mengkondisikan ruang kamarnya. Selain itu, ia juga merupakan orang yang menyukai kebersihan. Hal tersebut terlihat dari kondisi kamar subyek yang sangat bersih sekali, bahkan hampir – hampir tidak ada debu yang berada dikamar subyek.
Target Modifikasi (perubahan kognisi dan perilaku)
Modifikasi yang diberikan kepada klien diharapkan mampu mengubah pola pikir klien mengenai kuman – kuman yang akan terkontaminasi kepada klien dari hal – hal yang kotor yang berada di sekitar lingkungan klien.
Treatment yang Direkomendasikan :
CBT (cognitive behavior therapy) dengan tehnik :
Restrukturisasi kognitif + exposure
Motivasi untuk Treatment
Meyakinkan klien bahwa cukup dengan meyapu kotoran-kotoran sekali saja, ruangan itu sudah bersih dan pastinya juga sudah tidak ada kuman sehingga subyek tidak perlu menyapu berkali-kali bahkan sampai mengepel lantai
Prognosis
Sebelum menjalankan proses terapi ini, kelompok kami memprediksikan bahwa keberhasilan yang akan kami terima ketika selesai proses terapi ini adalah dalam kategori sedang. Sedang yang kami maksudkan adalah minimal hasil atau efek dari terapi tersebut mampu mengurangi perilaku menyapu/membersihkan ruangan, yang kami anggap perilaku tersebut adalah perilaku berlebihan dalam artian kami berharap subyek cukup menyapu ruang kamarnya dua kali saja dalam sehari, yakni pagi dan sore.
Prioritas Treatment
Mampu mengurangi intensitas perilaku menyapu berlebihan dalam hal ini subyek merasa kurang bersih jikalau tidak di sapu lebih dari dua kali
Jika ruangan tidak segera dibersihkan ( di sapu, di pel dan di semprot parfum ) maka subyek merasa kepalanya pusing.
Harapan-harapan Klien
Pada saat treatment ini dilaksanakan, klien mempunyai harapan :
Dapat mengurangi anggapan bahwa kamarnya masih kotor jika hanya disapu sekali saja.
Dapat menghilangkan rasa sakit kepala yang dirasa klien sangat mengganggu
Pelaksaan Terapi
Simptom yang nampak :
Obsesi, pikiran yang berulang dan menetap, implus-implus, atau dorongan yang menyebabkan kecemasan
Kompulsif – perilaku dan tindakan mental repetitif yang dilakukan seseorang untuk menghilangkan ketegangan
Simptom yang nampak pada OCD terhadap Kebersihan :
Pikiran untuk segera membersihkannya dan berulang-ulang.
Perilaku menyapu sampai minimal dua kali.
Mengepel lantai.
Mencuci sapu yang di pakai menyapu.
Menyapu lantai lagi.
Menyemprot ruangan dengan pengharum ruangan
Pelaksanaan terapi :
CBT (cognitive behavior therapy )
Restrukturisasi kognitif + Exposure
Disini klien diminta untuk menuliskan apa – apa saja pikiran negatif yang klien pikirkan mengenai lingkungan yang kotor terhadap diri klien sendiri. Selanjutnya setelah dirasa sudah tidak ada lagi ungkapan - ungkapa klien yang negatif maka klein diminta untuk mengungkapkan hal – hal lain yang dapat mengurangi kekhawatiran klien tentang lingkungan kotor yang berada disekitar klien.
Seperti tabel dibawah ini :
-
Pemikiran negatif
Dampak / konsekuensi
Pemikiran positif
Banyak kuman
Bau tidak enak
Orang lain bawa kuman/ virus
Orang lain mengotori ruangan
Cuci tangan dengan sabun berkali-kali (lelah)
Tidak bisa tidur (tidak bisa istirahat)
Menyapu ,Mengepel berkali-kali
Bikin Pusing
Cuci tangan sekali kuman mati.
Cukup sekali semprot pengaharum ruangan
Cukup disapu sekali Saja sudah bersih
Kotor bukan berarti sumber penyakit.
Dan setelah mendapatkan informasi diatas dari klien, modifikator melakukan tehnik exposure yang mana menghkondisikan kamar kos klien dengan mengotorinya yakni dengan tumpahan kopi, kaos kaki yang baunya menyengat, rambut yang rontok, remah biskuit dan buku-buku yang berserakan. (disini modifikator menghadapkan klien pada situasi nyata dimana situai itu di buat oleh modifikator).
Jalannya proses exposure :
Target waktu tiga jam tidak terpenuhi (subjek pada jam ke dua mengalami sakit kepala)
Target 4 jam (gagal)
Target 5 jam(gagal)
Pasca Terapi
Setelah melakukan terapi selama 2 hari, maka perilaku yang diharapkan tidak muncul. Teknik pertama yang diberikan kepada klien dirasa kurang mengena pada diri klien walaupun dengan kesepakatan pemikiran positif klien tapi pada saat exposure klien tidak dapat memenuhi target perilaku sehingga insight informasi kurang menancap kuat. Selain itu pemikiran tersebut sangat bertentangan dengan afeksi klien benci pada kotoran. Pada teknik yang kedua, sebenarnya subyek telah mengetahui apa yang menjadi masalah dari klien sendiri, namun klien juga sudah mengertahui solusi akan masalah tersebut. Akan tetapi dalam proses problem solving tidak ditemui adanya niat klien untuk melaksanakan alternatif – alternatif solusi. Untuk itu, dari kedua teknik yang digunakan dirasa hasilnya kurang memilki efek apa pun pada klien.
Evaluasi Hasil Terapi
Secara teknis kedua teknik terapi yang digunakan kurang mengena pada klien, hal tersebut mungkin karena beberapa hal, antara lain
Waktu pelaksanaan terapi yang terlalu pendek.
Klien mempunyai anggapan yang kuat mengenai kotor.
Pengalaman terapis masih sangat minim,
Gangguan OCD merupakan salah satu masalah psikologis yang paling sulit untuk ditangani. Oleh karena itu para penderita OCD jarang memperoleh kesembuhan. Waalau berbagai macam intervensi dapat mengakibatkan perbaikan yang signifikan, kecenderungan OCD biasanya tetap ada hingga satu titik tertentu walaupun dalam kontrol yang lebih besar dan dengan penampakan yang lebih sedikit dalam gaya hidup klien.
2 komentar:
hi salam kenal aku juga mahasiswi psikologi di Jakarta, aku mau follow blog ini tp blm ada layanannya yah, follow me back yah di
www.senangbercerita.blogspot.com
=] kiranya kita bisa berbagi tentang info terbaru mengenai psikologi
Untuk yang lagi galau, yang lagi bosan tidak tahu mau ngapain,
tenang,,sekarang ada yang akan menghibur kalian sekaligus
mengisi hari-hari kalian dengan games" online yang pastinya tidak akan
mengecewakan kalian deh...
yuk ikutan gabung bersama Pesonasaya.com
Dapatkan Bonus Rollingan TO Sebesar 0,3 - 0.5% / Hari
Bonus Referral Sebesar 20% Seumur Hidup
* Minimal deposit hanya Rp 20.000
* Minimal tarik dana Rp 20.000
* Dilayani oleh CS profesional dan ramah
* 24 jam online
* Proses Depo & WD super cepat
* No ROBOT MURNI PLAYER VS PLAYER
* kamu berkesempatan menangkan Jackpot setiap harinya.
Info lebih lanjut silahkan hubungi CS 24 Online Setiap hari melalui :
* PIN BBM : 7A996166
* WA : +85511817618
Salam Sukses Pesonaqq.com
Post a Comment