Tuesday, November 3, 2009

KESURUPAN DALAM PANDANGAN PSIKOLOGI DAN ISLAM





A. Pendahuluan
Kesurupan, mungkin istilah tersebut saat ini tidaklah asing lagi di telinga kita, dimana saat ini kita sangat sering mendapat suguhan dari berbagai media masa baik elektronik maupun cetak tentang fenomena terjadinya kesurupan ini. Kasus-kasus kesurupan yang sering kita jumpai ternyata tidak hanya dapat terjadi pada diri seseorang secara individual akan tetapi juga dapat terjadi secara masal. Hal ini dapat kita lihat beberapa kasus kesurupan yang menimpa pelajar di berbagai sekolah, misalkan kasus kesurupan masal yang terjadi di SMU Pangudi Luhur Yogyakarta, dimana dalam sekolah tersebut terjadi peristiwa kesurupann pada beberpa siswa dalam saat yang bersamaan (www.google.com). Tentunya saat kita mendengar ataupun melihat fenomena seperti ini kita akan bertanya kenapa bisa terjadi hal seperti itu, dan kenapa seorang yang normal dengan tiba-tiba tidak sadarkan diri dan berprilaku seperti orang lain, dah bahkan tidak banyak pula yang sapai berteriak dan mengamuk, sebenarnya apa faktor-faktor apa yang menyebabkan hal tersebut. Sehubungan dengan pertanyaan tersebut, mungkin di luar sana kita sering mendengar bahwa terjadinya kesurupan pada seseorang dikarenakan oleh mahluk halus, yang mana hal tersebut dikarenakan kurangnya kualitas keimanan seseorang, terjadi kekosongan jiwa sehingga mudah terbawa oleh lamunan/hayalan sampai ke alam bawa sadar sehingga terjadi halusinasi dll, dan sering juga kita dengar bahwa kebanyakan korban/si penderita kesurupan tersebut adalah seorang wanita. Fenomena-fenomena seperti ini tentunya menimbulkan bertanyaan besar, kenapa hal terseebut bisa terjadi, dan apa faktor-faktor penyebab terjadinya kesurupan tersebut.
Dari uraian mengenai kasus kesurupan diatas disini kita akan mencoba mengkaji lebih dalam mengenai fenomena kesurupan tersebut, baik itu mengenai faktor-faktor yang melatar belakangi terjadinya kesurupan itu sendiri ataupun gambaran dari kondisi kesurupan itu seperti apa. Disini kami akan mencoba mengkaji dengan dua pendekatan, yaitu dengan menggunakan pendekatan psikologi dan pendekatan islam.
B. Gejala-gelaja kesurupan
Adapun Gejala-gejala yang akan tampak beberapa waktu sebelum kesurupan antara lain :
1. kepala terasa berat
2. Badan dan kedua kaki lemas
3. Penglihatan kabur
4. Badan terasa ringan, dan ngantuk.
Perubahan ini biasanya masih disadari oleh subjek, tetapi setelah itu ia tiba-tiba tidak mampu mengendalikan dirinya. Melakukan sesuatu di luar kemampuan dan beberapa di antaranya merasakan seperti ada kekuatan di luar yang mengendalikan dirinya.
Mereka yang mengalami kesurupan merasakan bahwa dirinya bukanlah dirinya lagi, tetapi ada suatu kekuatan yang mengendalikan dari luar. Keadaan saat kesurupan ada yang menyadari sepenuhnya, ada yang menyadari sebagian, dan ada pula yang tidak menyadari sama sekali. Dalam keadaan kesurupan korban melakukan gerakan-gerakan yang terjadi secara otomatis, tidak ada beban mental, dan tercetus dengan bebas. Saat itu merupakan kesempatan untuk mengekspresikan hal-hal yang terpendam melalui jeritan, teriakan, gerakan menari seperti keadaan hipnotis diri. Setelah itu, fisik mereka dirasa lelah tetapi, mental mereka mendapat kepuasan hebat.

Sedangkam Frigerio menyatakan, ada tiga stadium yang dialami orang kesurupan.
1. Pertama, irradiation (subjek tetap menyadari dirinya tetapi ada perubahan yang dirasakan pada tubuhnya.
2. Kedua being diside, subjek berada dalam dua keadaan yang berbeda, namun ada sebagian yang dialaminya disadarinya.
3. Stadium ketiga disebut stadium incorporation, subjek sepenuhnya dikuasai oleh yang memasukinya dan semua keadaan yang dialami tidak diingatnya.
C. Kesurupan menurut pandangan psikologi dan islam
1. Kesurupan dalam psikologi
Dalam istilah psikologi kesurupan disebut dengan possesion dan trance, yang mana hal tersebut merupakan bentuk dari reaksi desosiasi. Sejalan dengan apa yang di katakan oleh Dr Dadang Hawari bahwa kesurupan/possesion adalah reaksi kejiwaan yang dinamakan reaksi desosiasi. Yaitu reaksi yang mengakibatkan hilangnya kemampuan seseorang untuk menyadari realitas di sekitarnya itu, yang disebabkan adanya tekanan fisik maupun mental.
Tekanan-tekanan fisik maupun mental disini dapat berupa adanya konflik dalam diri dan konflik tersebut tidak dapat dikelola dengan baik, terlalau banyak menekan/merepres problem yang mana hal tersebut semakin lama semakin menumpuk dan akan semakin menekan dan pada akhirnya keluar dalam bentuk possesion/trance.
Sedangkan terjadinya kesurupannya massal, terjadi karena adanya sugesti, atau dalam psikologi sendiri menyebutnya dengan istilah Dissociative trance disorder. Dissociative trance disorder ini dapat terjadi secara perorangan atau bersama-sama, saling memengaruhi, dan tidak jarang menimbulkan kepanikan bagi lingkungannya (histeria massa). Hal ini jugalah yang menyebabkan mengapa seorang wanita mempunyai resiko lebih besar untuk mengalami trance dari pada seorang laki-laki. Hal ini mungkin karena perempuan lebih sugestible atau lebih mudah dipengaruhi dibandingkan laki-laki. Mereka yang memunyai kepribadian histerikal yang salah satu cirinya sugestible lebih berisiko untuk kesurupan atau juga menjadi korban kejahatan hipnotis.
Dalam psikologi mengakui bahwa terjadinya kesurupan sebagai suatu perubahan, tunggal atau episodik, dalam keadaan sadar, yang ditandai oleh penggantian rasa identitas pribadi. Biasanya dengan identitas baru. Kejadian kesurupan sering kali terjadi berulang dan kambuh-kambuhan
Dari uraian di atas maka dapat di tarik sebuah kesimpulan bahwa dalam kajian Psikologi menjelaskan bahwa terjadinya fenomena kesurupan merupakan bentuk :
1) Keadaan disosiasi, saat seseorang seakan terpisah dari dirinya atau dengan kata lain hilangnya kemampuan seseorang untuk menyadari realita .
2) Hysteria, keadaan dimana seseorang tidak dapat mengendalikan dirinya.
3) Split personality, keadaan dimana saat pada diri seseorang tampil beragam perilaku yang dimunculkan oleh “pribadi” yang berbeda.
4) Dissociative trance disorder, terjadinya histeria masal dikaernakan adanya sugesti, sehingga penderita trance tersebut dapat mempengaruhi orang lain.

2. Kesurupan dalam islam
Fenomena kesurupan dijelaskan Islam sejak awal. Penyebabnya, adalah gangguan jin jahat dan setan. Hanya saja, jin dan setan itu hanya bisa menguasai orang-orang yang tidak percaya atau ragu pada Allah.
Kesurupan (Ash shar ‘u) ialah ketimpangan yang menimpa akal manusia sehingga tidak dapat menyadari apa yang diucapkannya dan tidak dapat pula menghubungkan antara apa yang telah diucapkan dengan apa yang akan diucapkannya. Orang yang terkena kesurupan ini akan mengalami kehilangan ingatan sebagai akibat dari ketimpangan pada saraf otak. Ketimpangan akal ini akan diiringi dengan ketimpangan pada gerakan-gerakan orang kesurupan sehingga berjalan terhuyung-huyung dan tidak dapat mengendalikan jalannya.
Diantara fenomena kesurupan ini adalah kekacauan dalam ucapan, perbuatan dan fikiran.
Al Hafidz Ibnu Katsir Rahimahullah dalam Fathul Bary ,mengatakan kesurupan bisa jadi karena gangguan jin, dan tidak terjadi kecuali dari mereka yang berjiwa kotor; kemungkinan karena baiknya sebagian jenis manusia atau karena menimpakan gangguan kepadanya semata-mata.
Dalam surat Al-Baqarah: 275 mengatakan :
لَّذِيْنَ يَأْكُلُوْنَ الرِّبَا لاَ يَقُوْمُوْنَ إِلاَّ كَمَا يَقُوْمُ الَّذِي يَتَخَبَّطُهُ الشَّيْطَانُ مِنَ الْمَسِّا
“Orang-orang yang makan riba itu tidaklah berdiri (bangkit dari kuburnya) melainkan seperti berdirinya orang yang kerasukan setan lantaran (tekanan) penyakit gila.” (Al-Baqarah: 275)
Yang dimaksud dengan ayat tersebut adalah orang yang kesurupan di dunia, yang mana setan merasukinya hingga menjadi gila/ rusak akalnya.
Menurut Ustadz Abu Aqila, aktivis Bengkel Rohani, Dalam Al-qur’an surat al Falaq ayat 4 disebutkan soal keberadaan tukang sihir yang mengembuskan kejahatannya pada uqod atau buhul atau simpil/sarang setan. Nah, pada saat di dalam tubuh ada sarang setan, mereka bisa masuk melalui pembuluh darah karena di situlah letak simpul-simpul setan. Namun, tidak semua pembuluh darah bisa dimasuki setan, kecuali tiga yang sangat sensitif.
Rasulullah SAW pernah menyatakan bahwa tiga titik itu adalah pembuluh darah yang menghidupkan potensi otak kecil manusia. Di titik itu, jika kita sering berpikir berlebihan sehingga tidak kuat menahan, hal itu bisa menimbulkan depresi. Ketika terjadi penegangan dalam pembuluh darah kita, maka melemahkan potensi elektro kita sehingga ada arus listrik dari golongan jin masuk dan mempengaruhi sehingga terjadi kesurupan. Yang kedua, terletak di pembuluh darah yang menghidupkan potensi khayalan. Sama halnya dengan yang pertama, jika itu menegang karena kita terlalu sering mengkhayal maka setan kemungkinan besar bisa masuk. Yang ketiga di pembuluh yang terletak di bawah telinga. Ini bisa menimpa mereka yang malas, kurang kreatif, tidak punya semangat hidup, cemas, dan putus asa.
Oleh karena itu kalau kita melihat sejumlah wasiat Nabi, baik yang terekam dalam sunnah ataupun hadis, banyak yang menyuruh kita untuk berdoa agar terlindung dari masuknya setan ke dalam tubuh kita. Setan di sini bisa dalam arti makhluk (material), atau bisa juga dalam arti energi negatif (marah, benci, kufur, stress, kosong, dst.). Sebagai contoh Nabi menyuruh kita membaca ta’awwud (”Aku berlindung dari godaan setan yang terkutuk”). Setiap masuk ke kamar mandi, kita diperintahkan membaca doa. Isinya, minta perlindungan kepada Allah dari setan laki-laki dan setan perempuan. Menurut Al-Ghazali, kamar mandi termasuk tempat favoritnya setan. Kita juga disuruh berpuasa karena dapat mempersempit aliran darah yang dipakai setan untuk masuk ke tubuh kita.
Sedangkan mengenai hal mengapa seorang wanita lebih berpotensi mengalami kesurupan dari pada seorang laki-laki disini dapat dijelaskan bahwa dari dalam surat An-nisa ayat 34 dikatakan bahwa telah menjadi sunatullah bahwa wanita Allah ciptakan dengan beberapa kekurangan daripada laki-laki, seperti kurang dalam ibadahnya, contoh shalat dalam satu bulan tidak penuh sepertilaki-laki, kurang dari kekuatan fisik dan tenaganya, serta lebih menggunakan perasaan dalam menghadapi suatu permasalahan.
Dari beberapa uraian diatas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa orang yang Berpotensi Kesurupan adalah orang yang :
1. Orang yang tertekan jiwanya
2. Mereka yang pemalas dan kurang kreatif
3. Tidak punya semangat hidup
4. Pencemas dan gampang putusasa
Dari beberapa penjelasan diatas dapat dikatakan bahwa baik penjelasan dari psikologi maupun islam tentang kesurupan sebenarnya sama sekali. Kalau mencermati pandangan para pakar soal kesurupan, umumnya mereka itu tidak melihat adanya kejadian masuknya setan materi (makhluk) ke dalam tubuh manusia. Setan yang masuk atau yang muncul pada orang yang mengalami kesurupan adalah setan dalam bentuk energi negatif yang gagal diolah menjadi energi positif.

2 komentar:

Unknown said...

refrnsinya dari mana ya mas ugik ? boleh minta daftar literaturnya?

Eks & Eks Eks said...

wahh trimakasih infonya ya jadi tau kesurupan menurut ilmu psikolog

Post a Comment