Monday, November 2, 2009

ANAK BERBAKAT, SEKALIGUS KESULITAN DALAM BELAJAR


A. Latar belakang permasalahan

Seorang anak, SR namanya, memiliki perkembangan yang sangat lamban. Dalam usia dua tahun ia belum bisa mengucapkan sepatah kata pun. Bahkan kata yang sederhana dan mudah seperti "ibu" atau "bapak" jarang dia ucapkan Ia juga begitu sedikit menunjukkan kemampuannya berkomunikasi dengan lingkungan sekitar. Bahkan ia seperti tak menghiraukan sama sekali lingkungannya. Kecuali ekspresi untuk menunjukkan keinginannya, tak ada bentuk komunikasi apa pun yang ia tunjukkan kepada siapa pun di sekitar dia. Sepanjang hari, ia hanya berlarian ke sana ke mari di ruang tamu dan sekitar rumahnya. Padahal, anak-anak seangkatannya sudah ngoceh dan mengekspresikan kelucuan kanak-kanaknya. Setelah ia masuk sekolah terjadi peristiwa yang mengejutkan, ternyata ia memiliki IQ melebihi 145. Namun belakangan permasalahan tersebut menjadi lebih kompleks dengan adanya pertanyaan mengenai anak berkemampuan tinggi yang juga mempunyai kesulitan dalam belajar (Brody & Mills, 1997).
B. Hasil Assesmen
Assesmen yang dilakukan dengan cara observasi dan wawancara. Hal ini sangat mudah dilakukan karena subjek merupakan saudara dari penulis. Wawancara dilakukan oleh peneliti kepada ibu subjek. Dapat diperoleh data sebagai berikut :
Pada awalnya saya melihat kejanggalan dalam perkembangan itu, lalu saya pergi ke seorang dokter dan mendapat jawaban bahwa SR menunjukkan indikasi autisme. Tetapi saya tidak percaya bahwa anak saya autis. Saya dan suami saya terus membimbing dan mendidik anak saya d rumah. Selang tujuh bulan SR mengalami cukup banyak perkembangan. Ia mulai bisa sedikit berkomunikasi dan berbaur dengan lingkungannya. Setelah itu SR saya masukkan sekolah biasa.
Selama sekolah SD SR menempati peringkat 2 besar dan akhirnya setelah pihak sekolah mengadakan tes psikologi diketahuilah bahwa SR memiliki IQ melebihi 145! Ia juga memiliki kreativitas dan motivasi (task commitment) yang sungguh- sungguh luar biasa. Konsentrasinya sangat hebat. Bahkan jiwa kepemimpinannya sudah mulai nampak. Rupanya SR adalah seorang anak yang "gifted". Ia berkemampuan belajar sangat tinggi namun, sekaligus memiliki ketidakmampuan untuk belajar (learning disabled).
Hasil observasi :
Dalam keseharian, dapat disimpulkan perilaku subjek yang juga dibahas menurut pengamatan Silverman, karakteristik anak G/LD yang mempunyai potensi negatif antara lain:

  • short term memory-nya sangat buruk,


  • berusaha dengan kata-kata bersimbol,


  • menolak tugas-tugas menulis


  • punya kesulitan tinggi dalam spelling,


  • daya usaha rendah,


  • punya kesulitan dalam menghafal dan mencatat dikelas,


  • sering kurang berkonsentrasi di kelas,


  • lemah dalam auditory memory,


  • lemah dalam tata bahasa, punctuation (tanda-tanda baca), kapitalisasi,


  • kemungkinan besar tidak bisa belajar sesuatu kecuali yang sangat diminatinya;


  • sangat buruk dalam pekerjaan dengan waktu terbatas,


  • disorganized,


  • sangat pandai menolak alasan,


  • hiperaktif, diselingi dengan periode konsentrasi yang sangat intens


  • kadang-kadang seperti terlapisi kaca,


  • tidak bisa mengingat tiga langkah instruksi.

C. Analisis Kasus
Secara umum, seorang anak berkemampuan yang sekaligus memiliki ketidakmampuan belajar (gifted/learning disabled atau G/LD) ditandai dengan kelebihan pada beberapa hal dan ketidakmampuan pada hal yang lain. Mereka secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori.

  1. Anak-anak berbakat yang memiliki beberapa kesulitan dalam belajar di sekolah dan sering dikatakan sebagai anak yang underachiever.


  2. Adalah anak-anak yang diketahui berkesulitan belajar, dan tidak pernah teridentifikasi sebagai anak gifted.


  3. Adalah anak yang tidak teridentifikasi sebagai anak berbakat maupun sebagai anak berkesulitan belajar. (Baum, 1990; Broudy & Mills, 1997).

Anak dengan keistimewaan ganda ini adalah suatu tipikal pelajar yang seringkali dikarakteristikkan sebagai anak yang cerdas, tapi mempunyai problem sekolah. Keadaan ini diikuti oleh perasaan frustrasi, agresif, ceroboh dan sering tidak mampu menyelesaikan tugas. Mereka juga sering membuat suasana kelas menjadi terganggu. Sebagian mereka bahkan mirip dengan anak LD yakni memory dan kemampuan perseptual terbatas serta sering gagal menyelesaikan tugas.
Sementara di bidang yang lain, mereka mampu menampilkan diri sebagai anak berkemampuan tinggi. Misalnya, mereka mungkin sangat pandai dalam erpikir abstrak (Baum, 1984),dapat mengkonseptualisasikan sesuatu dengan cepat, mampu melakukan generalisasi dengan mudah, dan menyukai tantangan untuk memecahkan suatu problems (Barton & Stanes, 1989). Biasanya hobi atau kesukaan mereka adalah hal-hal yang membutuhkan motivasi, tantangan dan perlu pemikiran yang kreatif. Di lingkungan sekolah mereka mengamati banyak hal, sementara prestasi sekolahnya buruk.
Anak dengan keistimewaan ganda ini membutuhkan kurikulum yang tepat yang memperhatikan kebutuhan-kebutuhan mereka akan pendidikan khusus bagi kedua keistimewaan tersebut. Kebutuhan ini berhubungan dengan keberbakatannya dan kelemahan atau kesulitannya yang spesifik (Whitemore, 1981). Dan jangan sampai perlakuan-perlakuan yang diberikan justru menghambat perkembangan dan pengekspresian keberbakatannya.
D. Kesimpulan dan Saran
Tentu tidak mudah membayangkan bagaimana mungkin seorang anak yang berkemampuan belajar tinggi namun sekaligus memiliki ketidakmampuan dalam belajar. Secara umum, seorang anak berkemampuan yang sekaligus memiliki ketidakmampuan belajar (gifted/learning disabled atau G/LD) ditandai dengan kelebihan pada beberapa hal dan ketidakmampuan pada hal yang lain. Mereka secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori.

  1. Anak-anak berbakat yang memiliki beberapa kesulitan dalam belajar di sekolah dan sering dikatakan sebagai anak yang underachiever.


  2. Adalah anak-anak yang diketahui berkesulitan belajar, dan tidak pernah teridentifikasi sebagai anak gifted.


  3. Adalah anak yang tidak teridentifikasi sebagai anak berbakat maupun sebagai anak berkesulitan belajar. (Baum, 1990; Broudy & Mills, 1997).

Saran :
Untuk anak berbakat :

  1. Lebih mengenali potensi diri yang ada.


  2. Rajin belajar

Untuk orang tua :

  • Orangtua harus menjadi pendorong atau pendukung yang efektif bagi anaknya. Langkah pertama untuk menjadi pendorong yang efektif adalah belajar sebanyak mungkin tentang G/LD.


  • Carilah orangtua yang juga memiliki anak G/LD agar bisa berbagi pengalaman, dari sini mungkin akan di dapatkan cara-cara atau tips dalam menangani anak.


  • Kunjungilah lembaga terdekat yang memiliki program pendidikan khusus untuk anak gifted dengan learned disabled dan mintalah bantuan. Jika pertimbangkan kemungkinan pendirian program khusus untuk anak-anak ini. Meski bukan hal yang mudah, hal ini bisa dilakukan.


  • Carilah terapis yang cocok dengan anak.


  • Orangtua sebaiknya terlibat proaktif selama proses terapi.


  • Di rumah, langkah pertama meningkatkan pemahaman akan kebutuhan (needs) anak, kemudian akan lebih mudah untuk menerima beberapa hal yang kontradiksi pada anak. Orangtua kadang menemukan ia merasa frustasi atau marah terhadap dirinya sendiri karena ada hal-hal yang kontradiksi dalam dirinya.


  • Terimalah anak, kenali kelebihan dan kelemahannya.


  • Sediakan lingkungan yang stimulatif (suasana hangat, penuh kasih sayang, lakukan komunikasi/diskusi dengan topik yang menarik bagi anak dan sediakan permainan edukatif).


  • Libatkan anak dalam berdiskusi mengenai pemilihan program pendidikan khusus baginya.

Daftar Pustaka
Barton, J.M. & Starnes, W.T. (1989). Identifying distinguishing characteristics of gifted and talented/learning disabled students. Rouper Review, 12, 23-29
Baum, S. (1984). Meeting the needs of learning disabled gifted students. Roeper Review, 7, 16-20.
Brody, L.E., & Mills, C.J. (1997). Gifted children with learning disabilities: A review of the issues. Journal of Learning Disabilities, 30,
Silverman, LK, (1993) Counseling the Gifted and Talented. Denver, Colorado; Love Publishing.
Vaidya, S.R. (1993). Gifted children with learning disabilities: Theoretical implication and instructions and instructional challence. Journal of Education, 113 (4), 568-574.
Whitemore, J. (1981) Giftedness, Conflict and Underachievement. Boston.









2 komentar:

Stefanie said...

Mau mendapatkan pelayanan yang baik dan ramah???

Modal Kecil bisa mendapatkan hasil yg luar biasa...

Untuk yang lagi galau, yang lagi bosan tidak tahu mau ngapain, tenang,,sekarang ada 288betting.com yang akan menghibur kalian sekaligus mengisi hari-hari kalian dengan games" online yang pastinya tidak akan mengecewakan kalian deh...dan tentu nya juga masih banyak lagi bonus tiap bulan nya buruannn,,,,yuk ikutan gabung bersama 288betting.com

Tersedia berbagai game di dalamnya :
* Sportsbook
* Kasino
* Togel
* Poker
* Number Games
* Slots

Kunjungi Situs Kami !!
Dapatkan Bonus Rollingan TO Sebesar 0,5% / Hari
Bonus Referral Sebesar 20% Seumur Hidup
dengan minimal deposit hanya Rp. 20.000 dan minimal withdraw Rp. 50.000

Info lebih lanjut silahkan hubungi CS 24/7 melalui :
* Livechat
* Whatsapp : +855888278896
* Facebook : Stefanie Huang

Salam Sukses 288betting.com

SITUS JUDI ONLINE TERPERCAYA DAN TERLENGKAP DENGAN PELAYANAN CS YANG RAMAH

lisatina said...

Untuk yang lagi galau, yang lagi bosan tidak tahu mau ngapain,
tenang,,sekarang ada yang akan menghibur kalian sekaligus
mengisi hari-hari kalian dengan games" online yang pastinya tidak akan
mengecewakan kalian deh...

yuk ikutan gabung bersama Pesonasaya.com
Dapatkan Bonus Rollingan TO Sebesar 0,3 - 0.5% / Hari
Bonus Referral Sebesar 20% Seumur Hidup

* Minimal deposit hanya Rp 20.000
* Minimal tarik dana Rp 20.000
* Dilayani oleh CS profesional dan ramah
* 24 jam online
* Proses Depo & WD super cepat
* No ROBOT MURNI PLAYER VS PLAYER
* kamu berkesempatan menangkan Jackpot setiap harinya.

Info lebih lanjut silahkan hubungi CS 24 Online Setiap hari melalui :
* PIN BBM : 7A996166
* WA : +85511817618

Salam Sukses Pesonaqq.com

Post a Comment